Jupiter MX 150 cc
Berdasarkan spesifikasi teknis Jupiter MX memiliki perbandingan bore x stroke 54 mm x 58,7 mm, maka akan diperoleh ukuran kapasitas mesin 135 cc. Dimana dg prinsip overstoke / longstroke tersebut umumnya ampuh mendongkrak moment puntir hasilnya adalah punya torsi putaran rendah yang lebih besar, juga dapat mempunyai rasio kompresi yang lebih tinggi, juga berarti lebih hemat bahan bakar dan menghasilkan gas buang yang lebih bersih. Namun semenjak kemunculan Vixion yg mempunyai bore x stroke 54 mm x 58,7 mm yang dapat dikatakan sebagai tipikal mesin yg square antara ukuran bore x stroke menyebabkan beberapa speedfreak mulai melirik mengaplikasikan piston tersebut guna meninggalkan beberapa kekurangan dari mesin longstroke dan mengejar karakteristik mesin square. FYI Jika ukuran bore sama dengan stroke atau rasio bore-stroke sama dengan 1, maka disebut mesin square, umumnya rasio bore-stroke berkisar antara 0.95 sampai dengan 1.04 disebut sebagai mesin square. Beberapa keunggulan mesin yg square adalah Engine tipe ini memiliki tenaga yang hampir merata di semua tingkatan RPM baik di RPM rendah, menengah, maupun RPM tinggi.
Modifikasi diperuntukan bagi beberapa penyuka kecepatan terutama yg kurang puas dg karakter kinerja mesin std MX dg cc std 135 yg kemudian mengaplikasikan piston Vixion yg memiliki ukuran 57 mm tersebut, atau bagi beberapa konsumen yg kebetulan blok 135 cc nya mengalami kerusakan sehingga memaksa dia menganti baru blok piston ring dll modifikasi ini dapat menjadi alternatif mengingat harga yg sama dg blokset std MX. Apalagi piston serta blok Vixion merupakan teknologi yg sama dari Jupiter MX mulai dari DiAsil Cylinder, Forged piston, sampai Liquid Cooling hanya ukuran saja yg membedakan mereka jadi jaminan untuk soal endurance atau ketahanan dari pengaplikasian blok Vixion memiliki jaminan garansi dari sisi teknologi serta material yang dipakai, setindaknya sama yg digaransikan Yamaha 50.000 KM / 5 tahun. Lalu sebetulnya apa tujuan untuk meningkatkan ukuran ruang bakar yang semula 135 cc menjadi 150 cc, berbicara fundamental dari dari segi teknis maka fungsi ruang pembakaran dimesin itu adalah tempat untuk menghasilkan tenaga, alasannya sederhana campuran bahan bakar dg udara di ledakkan dalam blok cylinder guna menghasilkan tenaga yg akan mengerakkan kruk as sampai komponen lainnya, terjadinya perubahan energy dari kimia menjadi energi gerak / kinetik tersebut sebetulnya mempunyai keterkaitan antara proses dg hasil, bagaimana perubahan energy diproses akan menentukan hasil akhir dari torsi dan tenaga yg dihasilkan sebuah mesin.
Teorinya semakin besar ledakan dalam blok silinder maka semakin besarlah tenaga yg dihasilkan mesin…
Hasil yang diperoleh setelah upgrade jd 150 cc dg set VIXION dg std prosedur adalah;
Powerband merata disemua gear.., efeknya akselerasi ditiap gear meningkat.., klo CDI masih std akan kerasa sekali cepat nyentuh limiter.., sedangkan bagi yg sudah menganti CDI Racing/unlimiter efeknya top speed tiap gear terdongkrak.., misal tadinya gigi 1 cuma 50 km/h maka dg upgrade jd 150 cc bisa 55 km/h, begitu seterusnya dg gigi 2, 3 sedangkan untuk topspeed akan terjadi peningkatan sekitar 10-15 km/h pada mesin std, namun yang terpenting adalah time to peak atau waktu tempuh yg diperlukan untuk mencapai kecepatan puncak akan naik kisaran 20 % .
Lalu mengenai konsumsi BBM akan ada kecenderungan untuk lebih irit atau minimal sama dengan konsumsi BBM kond. mesin std, hal ini terjadi akibat torsi motor bertambah mulai dari Rpm awal sampai akhir tidak hanya itu tetapi horsepower pun akan meningkat di rentan Rpm yg lebih tinggi, sehingga untuk berakselerasi dari 0 sampai kecepatan rata-rata 80 km/h tidak perlu membuka throttle terlalu banyak seperti pada kondisi std, tetapi semua itu juga tergantung kepada riding style dari pengendara.
Untuk pengujian hasil secara detail diatas mesin dynotest sepertinya belum dapat penulis lakukan mengingat keterbatasan dalam hal objek yg akan digunakan dalam test tersebut.
Berbicara soal parts yg dibutuhkan untuk modifikasi boreup ini adalah sbb :
1. CYLINDER (3C1-E1311-00) -> Rp 404.500
2. PISTON (3C1-E1631-00) -> Rp 146.000
3. PISTON RING SET (3C1-11603-00) -> Rp 140.000
4. PIN PISTON (3C1-E1633-00) -> 18.500
5. GASKET CYLINDER HEAD (3C1-E1181-00) -> 12.500
Harga parts berdasarkan pricelist resmi Yamaha tahun 2009.

Sedangkan untuk penyesuaian pada saat pemasangan penulis menyarankan untuk membubut boring luar dari blok Vixion tsb, dikarenakan beda ketebalan antara blok std MX dg Vixion sehingga apabila langsung dipasang akan menyangkut pada pertengahan lubang blok, sebagai referensi jadikan saja diameter luar boring tersebut menjadi 67 mm, masih ada sisa 3 mm untuk pemuaian pada lubang crankcase MX yg memiliki diameter 70 mm.
Lalu untuk mengembalikan kompresi mesin yg sejatinya menurun akibat profile dari piston Vixion maka penyesuaian dapat dilakukan dg mencopot gasket blok yg memiliki ketebalan 0,45 mm namun cara ini sedikit memiliki kekurangan karena rambatan panas hasil pembakaran diblok lebih mudah mencapai crankcase sehingga nantinya panas yg dihasilkan akan lebih tinggi pada mesin bagian bawah, atau cara paling aman adalah membubut permukaan blok bawah sebanyak 0,5 mm (street performance) atau 0,8 mm (race use) yg tujuannya adalah memperpendek volume ruang bakar.
Parts pendukung lain yg saya rekomendasikan dalam menyesuaikan modifikasi ini adalah CDI, setindaknya gunakanlah CDI yg memiliki rentang limiter putaran mesin yg lebih tinggi mis. CDI Mio (Rpm 10.500), Jupiter lama dg kode 5LL (limiter more than 13.000 Rpm), atau CDI racing yg beredar dipasaran, karena pembengkakan pada ruang bakar akan menggeser kurva dari powerband mesin kearah lebih tinggi jadi percuma saja apabila boreup ini dilakukan tanpa menggeser limiter melebihi 9.000 Rpm, ibarat tenaga masih berjalan tetapi sudah dibatasi oleh CDI.
Sekian sedikit review dari saya, mudah mudahan bisa menjawab sedikit FAQ kawan kawan sekalian yg nantinya akan berencana mengupgrade mesin MX nya menjadi 150 cc.
Mohon maaf apabila ada kekurangan, CMIIW.
Best Regard.
Modifikasi Jupiter mx 150 Andri nurcahyanto Tangerang
BORE UP KIT JUPITER MX
Keterangan : Bore up 160 ccHarga : Rp 780 ribu
Alamat : Junior Motor Sport
Jl. Raya Bogor, Km 42, No.1, Cibinong, Jawa Barat
Telepon : (021) 87901768
160 cc atau Lebih TDR BLOK SILINDER
Ini tawaran menarik buat sobat penyuka akselerasi! Terutama penyemplak Yamaha Jupiter MX 135LC. Yup, pilihan blok silinder merek TDR, lengkap berikut piston dan pin. Ukuran piston, tinggal pilih. Mau pakai yang diameter 58,5 mm atau 60 mm."Sebenarnya, blok ini juga bisa digunakan untuk Yamaha V-ixion. Itu karena ukuran blok dan baut empatnya juga sama," ungkap Benny Rachmawan, Marketing sekaligus Product Development Mitra2000, distributor TDR di Tanah Air.
Menurut pria gede ini lagi, ada kelebihan yang diaplikasi komponen yang juga dilengkapi dengan ring piston itu. "Blok ini dibuat tanpa mengurangi pertimbangan sirkulasi pendinginan yang ada. Malah, diklaim mampu melepas panas lebih cepat," tambahnya.
Produk yang dijual dengan harga sekitar Rp 725 ribu ini juga bisa digunakan untuk keperluan harian. Ya, untuk motor yang biasa dipakai beraktivitas harian gitu!
"Mungkin karena bore up tidak terlalu ekstrem ya. Dengan piston 58,5 mm, hanya sekitar 160 cc," promosi Benny yang bilang kalau part ini bisa didapat di seluruh jaringan Mitra2000 atau TDR terdekat di kota brother.
BIAR NGGAK SUMBANG
Untuk dongkrak performa motor harian, pilihannya ganti knalpot racing atau bobok jeroan knalpot standar. Keduanya sama-sama meracik pipa pelepas gas buang hingga memiliki dimensi lebih besar. Terutama tabung silencer yang berfungsi mengatur turbulensi gas buang.Namun kiat ganti knalpot racing atau belek alias bobok pipa buang ada konsekuensinya. Suara yang dihasilkan pasti lebih keras juga berisik daripada yang versi standar. Sehingga butuh peranti tambahan berupa peredam agar nadanya tidak sumbang atau fals. Ini bikin berisik.“Knalpot racing harian yang ada di pasaran biasanya sudah dilengkapi peredam di dalam silencernya. Sama seperti motor harian. Cuma kepadatan serat peredam dan material yang dipakai di dalam knalpot racing nggak tahu pasti. Makanya ada knalpot racing bersuara merdu, ngebas juga cempreng,” beber Harry Noprian, mekanik Harry Motor HMTC di Jl. H. Naman, Pondok Kelapa IIB, Jakarta Timur.
Ditambahkan Harry, rata-rata knalpot 4-tak model standar, racing atau bobokan memiliki suhu lebih panas. Wajar saja kalau busa peredam yang ada di dalam silencer gampang terbakar. Selain itu juga, ada juga yang terlepas keluar.Berbeda bila pasang busa peredam di dalam knalpot mesin 2-tak. Peranti ini lebih tahan lama dan tidak mudah terbakar karena ada pelumas hasil dari sisa gas buang yang dikeluarkan. Makanya begitu busa peredam mesin 4-tak mulai tipis, biasanya bersuara lebih keras dan tidak enak didengar.

Lain lagi knalpot bobokan yang terpaksa harus menambah peredam. Pasalnya sekat dan pipa di dalam silencer asli sudah dibikin renggang atau dipisah, dengan maksud agar turbulensi baru dapat meningkatkan performa motor. Dan biar nggak bising, di dalam juga sudah diselipkan busa atau serat khusus yang berfungsi sebagai peredam suara.
Orang gampang menyebut busa peredam dengan nama glasswool walaupun yang beredar di pasaran, tipe dan harganya beraneka ragam. Dari benderrol murah sampai mahal banyak tersedia di toko onderdil, dengan konsekuensi daya tahan dari peranti peredam suara itu.
“Paling murah dan mudah didapat glasswool. Serat peredam ini ada yang berwarna kuning juga putih. Dengan harga kisaran Rp 3.000 sampai 5.000 per pack,” lanjut Harry yang biasa meracik motor balap dan racing harian.
Hanya saja saat menerapkan glasswool model ini di knalpot dibutuhkan kehati-hatian. Pasalnya pecahan serbuk dari serat nggak bikin nyaman, terutama bila nyentuh tangan atau badan akan timbul gejala gatal.Tapi kalau mau aman dan tidak bikin sesak ketika tidak sengaja terisap paru-paru. Di pasaran juga tersedia produk aftermarket yang dilego sekitar Rp 15-25 ribuan per pack. Ada merek Daytona, MCC dan lainnya. Kelebihannya juga tidak mudah terbakar bila suhu mulai panas.
Selain glasswool, pilihan lain busa peredam juga bisa memanfaatkan lembaran serat kaca bahan untuk bikin fiberglass. “Serat kaca yang dijual lebih mahal dari glasswool, yaitu seharga Rp 9.000 per/kg juga tidak bikin nyaman,” timpal Kunto Hayadi, mekanik HKR Custom.Namun keunggulan dari serat kaca lebih tahan lama dari glasswool yang kebanyakan dipakai sama pemilik motor bila dipasang lebih rapat. Pasalnya serat kaca lebih tahan panas, meskipun kekurangan dari serat ini serbuknya gampang terbuang bila mesin sering digeber.Pilihan lain dari peredam suara knalpot, Kunto biasanya memanfaatkan steelwool atau serat besi yang dibikin bergumpal-gumpal. Sekilas bentuknya mirip alat pencuci piring dari bahan serat stainles steel.
Cuma sayangnya produk seharga Rp 35 ribuan ini termasuk masih sulit didapat lantaran hanya ada di toko tertentu. Bahkan ketebalan steelwool yang dijual pun punya ukuran. Ada yang versi halus, juga ada yang kasar.
“Kelebihan serat besi ini selain dapat meredam suara juga tidak mudah abis terbakar atau terbuang keluar. Kalau dipakai, juga bisa tahan tiga kali lipat dari glasswool. Kelemahannya cuma kalau dipasang terlalu lama di dalam silincer dan tidak diganti, kemungkinan akan muncul karat. Tapi bisa dipastikan tidak bakal habis,” imbuh Kunto yang buka gerai di Jl. Cipete Dalam II, No. 18, Jakarta Selatan.
BISA MEREDAM PANAS
Tugas utama busa peredam atau umum disebut glasswool memang untuk meredam suara hasil pembakaran. Namun tingkat kebisingannya sangat tergantung dari ketebalan, kerapatan dan daya tahan dari material busa peredam itu.Oleh sebab itu, glasswol yang memiliki material lebih bagus dan tahan lama biasanya memiliki kelebihan daripada busa peredam model biasa. Yang pasti suara juga tidak bising. Lalu dengan metarial lebih bangus, biasanya bagian luar dan dalam pelat silencer knalpot jadi tidak mudah panas.
"Sebab kalau panas berlebihan, kemungkinan akan mengganggu kostruksinya akibat terjadi pemuaian. Dan bila memuai, kemungkinan besar akan mempengaruhi turbulensi di dalam perut knalpot,” beber Nurdin Fajar Hidayat alias Udin, mekanik Elza Motor di Jl. Lebak Bulus Raya No. 111, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, yang sering dapat order bobok knalpot.
AWET PAKAI KARBON KEVLAR

Dari semua produk busa peredam atau glasswool yang ada di pasaran, rata-rata memang masih memiliki kekurangan. Di antaranya masih ada yang mudah terbakar, tidak nyaman dipakai, mudah terlepas dari pipa selongsong sampai timbul karat bila menggunakan material besi.
Tapi, kalau enggak mau repot gonta-ganti glasswool atau mau pakai sepanjang masa, Kunto Hayadi mekanik HKR Custom di Cipete Dalam II, Jakarta Selatan, menyarakan untuk memakai bahan serat karbon kevlar atau serat kaca halus yang sudah dianyam rapi dan rapat.
Kata Kunto lagi, keunggulan peredam model ini celahnya lebih rapat, tidak mudah terbakar. Juga mampu meredam panas tinggi, tidak mudah lepas dari sangkar apalagi kena serang karat. "Cuma memang harganya lebih mahal dari yang biasa lantaran dijual per lembar,” tegas Kunto.

Dari semua produk busa peredam atau glasswool yang ada di pasaran, rata-rata memang masih memiliki kekurangan. Di antaranya masih ada yang mudah terbakar, tidak nyaman dipakai, mudah terlepas dari pipa selongsong sampai timbul karat bila menggunakan material besi.
Tapi, kalau enggak mau repot gonta-ganti glasswool atau mau pakai sepanjang masa, Kunto Hayadi mekanik HKR Custom di Cipete Dalam II, Jakarta Selatan, menyarakan untuk memakai bahan serat karbon kevlar atau serat kaca halus yang sudah dianyam rapi dan rapat.
Kata Kunto lagi, keunggulan peredam model ini celahnya lebih rapat, tidak mudah terbakar. Juga mampu meredam panas tinggi, tidak mudah lepas dari sangkar apalagi kena serang karat. "Cuma memang harganya lebih mahal dari yang biasa lantaran dijual per lembar,” tegas Kunto.
Modification guidance - Bore-Up Jupiter MX dengan si blok Vixion..

Piston dan silinder blok bawaan Yamaha Vixion
Dengan menjejalkan piston Suzuki Thunder yang berdiameter 57 mm ke dalam silinder Yamaha Jupiter MX, maka kapasitasnya terdongkrak jadi 149,0 cc (standarnya 135 cc). Cara tersebut merupakan trik lawas, buat bore-up motor berpendingin air ini.
Ada cara anyar bisa diaplikasi untuk menambah kapasitas mesin MX sampai 162,5 cc. Dan trik yang satu ini oleh Bambang Tedjo mekanik Sinergi Motor (SM) dibilang tahan lama alias awet buat harian. Wah jadi penasaran nih, apa saja sih yang dikerjakan?
"Bisa lebih awet, karena silinder blok standar MX gak perlu diobok-obok buat memasukkan piston V-Ixion yang berdiameter 57 mm.
Cukup beli sekalian silinder blok standar motor sport 150 cc itu," jawab mekanik berambut lurus ini.
Keuntungan trik upgrade kapasitas mesin ini adalah, silinder blok standar V-Ixion pakai material DiASil (die-cast aluminum cylinder) yang punya kemampuan lebih untuk menahan goresan. "Kelebihan lain, walau sama-sama bergaris tengah 57 namun piston V-Ixion lebih enteng dibanding bawaan Thunder," ungkap Bambang.
Knalpot merk 3D1, dipesan khusus buat mesin MX yang sudah bore up
Noken as mesti disesuaikan dengan setingan mesin baru
Dengan pakai piston V-Ixion yang diameter 57 mm, maka kapasitas mesin terdongkraknya sama dengan pakai punya Thunder.
Agar bisa sampai 162,5 cc, maka Bambang melakukan langkah stroke-up. "Gak banyak-banyak, hanya naik 2,5 mm dan pen stroker yang dipasang merek LHK dengan nilai tebus Rp 300 ribu," ujarnya.
Pengerjaan yang dilakukan mekanik SM, gak hanya sampai di situ aja lo. Setelah pasang pen stroke, gak lupa bandul kruk as dibuat lebih ringan.
Dan selanjutnya penyesuaian dilakukan pada bagian asupan bahan bakar. "Karburator standar MX direamer dan skepnya diganti pakai bawaan Yamaha RX-King. Noken as juga dicustom sesuai kebutuhan," terang Bambang.
Selain melakukan pengerjaan, juga diterapkan penggantian beberapa part standar ke racing. Seperti per kopling aplikasi merek R9, CDI BRT I-max dan knalpot free flow berlabel 3D1. "Untuk knalpot kita pesan khusus dengan harga Rp 200 ribu saja," tutup Bambang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar